Pra OSP - OSP 2015, One of My Biggest Blunder Ever
Sebenarnya saya udah agak lama mau nulis tentang ini, tapi baru ingat sekarang. Jadi, setelah lolos OSK, diadakan pembinaan dari dinas untuk persiapan pra-OSP. Tahun ini pembinaannya diadakan di SMA 78 Jakarta. Tempatnya agak jauh dari rumah saya, tapi untungnya masih bisa diakses dengan KRL Commuter Line. Jadilah saya selama beberapa hari naik kereta pagi-pagi (sekitar jam 5) ke tanah abang (untuk menghindari kemacetan), dan kemudian dilanjutkan naik ojek (saya masih agak buta daerah sana).
Hari pertama pelatihan, saya muter-muter di 78, bingung nyari ruangannya. Dan "berkat" itu, saya jadi dapat duduk di belakang (ruangannya luas sehingga tulisan di papan agak sulit terbaca dari belakang). Saya lupa pelatihannya berapa hari, tapi yang pasti, hari berikutnya (dan seterusnya, mungkin, kalau pelatihannya > 2 hari) saya datang lebih pagi dari sebagian besar anak 78 dan incar tempat duduk paling depan.
Pelatihan hari pertama dimulai dengan sedikit informasi tentang TOKI dan kemudian membahas tuntas semua soal OSK 2015 bidang informatika (yang beberapa saya masih belum paham, sampai sekarang), serta materi tentang rekursi (sialnya, materi ini saya baru mulai paham setelah OSP). Hari berikutnya banyak membahas matematika (terutama kombinatorika) dan pengenalan topik baru, yaitu kompleksitas algoritma (materi ini cukup membuat saya pusing dan "mabuk" pada awalnya, tapi ketika pra-osp akhirnya paham).
Setelah pelatihan yang cukup singkat itu, akhirnya tiba masanya pra-OSP. Peraturannya cukup menyebalkan : benar +2, salah 0 dan kosong -1. Kosong. Dikurangi. Akhirnya saya akali saja dengan mengisi - atau N/A pada nomor yang saya tidak bisa (soalnya isian singkat) agar tidak mendapat pengurangi nilai. Dengar-dengar sih ada peserta yang mengisi "Wakwaw" atau "Hitung saja sendiri". Soal pra OSP memang lebih rumit dibanding OSK, tetapi saya masih bisa mengerjakan sekitar 30an nomor dari 50 soal (tentunya, ada yang ngasal) dan sisanya saya isi - atau N/A, tapi tidak keduanya.
Setelah penantian mendebarkan, akhirnya hasil pra OSP keluar. Skor saya 34 (berarti benar 17 nomor), tidak terlalu memuaskan. Akan tetapi, setidaknya itu sudah cukup membawa saya lolos ke OSP (meskipun peringkat saya agak bawah, 35 dari 41 peserta).
Saya akui, saya masih sangat kurang dalam persiapan untuk OSP saat itu, karena hanya berlatih dengan mengincar soal-soal OSP yang tergolong mudah dan tidak mencoba soal-soal yang lebih sulit. Pelatihan OSP yang diadakan cukup singkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, hanya 4 hari (itupun terpotong libur sabtu-minggu), dan materi benar-benar dikebut. Materi matematika terus diberikan dengan kesulitan yang semakin lama semakin membuat mabuk, sedangkan materi algoritma juga cukup membuat pusing (quick sort, merge sort, DFS, BFS, linked list diberikan [seingat saya] di hari yang sama, dan bahkan salah satu pelatih yang melatih matematika dan rekursi terkejut kami diberi materi linked list). Saya sendiri bahkan hampir ketiduran saat materi DFS (dan saya benar-benar menyesal, sampai saat ini), dan hanya memotret algo quick sort yang katanya lebih baik dihafal saja. Pelatihan hari terakhir ditutup dengan materi dynamic programming + math (yang hanya bisa diselesaikan dengan DP, kecuali mau nguli gila-gilaan), dan dengan saktinya, salah satu peserta nguli beberapa soal dengan sangat cepat (dan benar), hingga dijuluki "Kuli Soviet". Setelah itu, ada sedikit pesan-pesan dari Kak Reinhart Hermanus, pelatih kami, sebelum OSP, serta setelah selesai, beberapa dari kami saling tukar ID Steam.
H-1 OSP. Katanya sih bakal ada try out online gitu, tapi karena tidak ada kepastian, saya memutuskan untuk datang ke sekolah (sambil terus mengecek e-mail). Di sekolah pun saya cari-cari kesempatan untuk berlatih soal (kesalahan saya : lagi-lagi saya hanya mengincar soal-soal mudah).
Hari H OSP. Saya berangkat dari sekolah dengan mobil sekolah sekitar pukul 05.30. Kebetulan tempatnya di SMA 68 Jakarta, tidak terlalu jauh. Sampai di sana, acara pembukaan masih belum dimulai, jadi saya keliling-keliling sambil menyapa beberapa peserta bidang komputer lainnya. Upacara pembukaan berlangsung cukup meriah dengan adanya perform dari marching band SMA 68, sementara disamping anak-anak bidang informatika yang ngobrol-ngobrol, anak bidang geografi ngambis materi di saat-saat terakhir, selagi menunggu para pejabat yang ngaret.
Akhirnya OSP dimulai. Identitas diri yang perlu diisi cukup panjang, 2 halaman LJK. Setelah itu, ada sesi 1 selama 20 menit lebih terlihat seperti tes IQ, hanya saja lebih sulit.Tadinya hendak dilakukan computer based test (cbt) untuk bidang informatika, akan tetapi pada hari H, terjadi gangguan jaringan yang menyebabkan banyak peserta tidak bisa mengisi data diri. Untungnya panitia sudah menyiapkan paper based test. Setelah sesi 1, para peserta bidang informatika dipindahkan dari lab komputer ke 2 ruang kelas (sesuai peringkat pra OSP) agar lebih lega dan memperkecil kemungkinan mencontek (paper based lebih rawan dari CBT kalau ruangannya di lab komputer).
150 menit yang diberikan terasa sangat lama. Di awal saya langsung ngamuk mengerjakan 3 soal praktik (walau hanya terjawab 1, dan 1 nomor lainnya baru terjawab beberapa minggu setelah OSP) dan mencari-cari soal bonus. Beres dengan soal bonus, saya coba skip ke sesi algoritmika, dan langsung down+panik begitu melihat kodingan-kodingan panjang di nomor-nomor akhir. Akhirnya, saya tidak fokus dan melakukan banyak kesalahan, meskipun ternyata soalnya mudah dan hanya bungkusnya yang terlihat sulit.
Selesai tes, saya keluar dengan tampang desperate (dan lapar). Saya sempat membahas beberapa soal dengan peserta lainnya, tapi karena itu membuat saya makin pusing, saya memutuskan untuk pulang (ternyata, dari sekolah saya, saya yang paling terakhir keluar).
Di perjalanan pulang, saya memutuskan untuk beristirahat dan kemudian setibanya di rumah makan dan tidur siang (menjelang sore). Beberapa minggu berlalu dan pengumuman peserta OSN akhirnya keluar. Sayangnya, nama saya tidak ada di sana. Terlalu banyak kesalahan yang saya lakukan saat OSP. Yah, semoga saya berhasil di OSK, OSP dan OSN 2016.
Hari pertama pelatihan, saya muter-muter di 78, bingung nyari ruangannya. Dan "berkat" itu, saya jadi dapat duduk di belakang (ruangannya luas sehingga tulisan di papan agak sulit terbaca dari belakang). Saya lupa pelatihannya berapa hari, tapi yang pasti, hari berikutnya (dan seterusnya, mungkin, kalau pelatihannya > 2 hari) saya datang lebih pagi dari sebagian besar anak 78 dan incar tempat duduk paling depan.
Pelatihan hari pertama dimulai dengan sedikit informasi tentang TOKI dan kemudian membahas tuntas semua soal OSK 2015 bidang informatika (yang beberapa saya masih belum paham, sampai sekarang), serta materi tentang rekursi (sialnya, materi ini saya baru mulai paham setelah OSP). Hari berikutnya banyak membahas matematika (terutama kombinatorika) dan pengenalan topik baru, yaitu kompleksitas algoritma (materi ini cukup membuat saya pusing dan "mabuk" pada awalnya, tapi ketika pra-osp akhirnya paham).
Setelah pelatihan yang cukup singkat itu, akhirnya tiba masanya pra-OSP. Peraturannya cukup menyebalkan : benar +2, salah 0 dan kosong -1. Kosong. Dikurangi. Akhirnya saya akali saja dengan mengisi - atau N/A pada nomor yang saya tidak bisa (soalnya isian singkat) agar tidak mendapat pengurangi nilai. Dengar-dengar sih ada peserta yang mengisi "Wakwaw" atau "Hitung saja sendiri". Soal pra OSP memang lebih rumit dibanding OSK, tetapi saya masih bisa mengerjakan sekitar 30an nomor dari 50 soal (tentunya, ada yang ngasal) dan sisanya saya isi - atau N/A, tapi tidak keduanya.
Setelah penantian mendebarkan, akhirnya hasil pra OSP keluar. Skor saya 34 (berarti benar 17 nomor), tidak terlalu memuaskan. Akan tetapi, setidaknya itu sudah cukup membawa saya lolos ke OSP (meskipun peringkat saya agak bawah, 35 dari 41 peserta).
Saya akui, saya masih sangat kurang dalam persiapan untuk OSP saat itu, karena hanya berlatih dengan mengincar soal-soal OSP yang tergolong mudah dan tidak mencoba soal-soal yang lebih sulit. Pelatihan OSP yang diadakan cukup singkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, hanya 4 hari (itupun terpotong libur sabtu-minggu), dan materi benar-benar dikebut. Materi matematika terus diberikan dengan kesulitan yang semakin lama semakin membuat mabuk, sedangkan materi algoritma juga cukup membuat pusing (quick sort, merge sort, DFS, BFS, linked list diberikan [seingat saya] di hari yang sama, dan bahkan salah satu pelatih yang melatih matematika dan rekursi terkejut kami diberi materi linked list). Saya sendiri bahkan hampir ketiduran saat materi DFS (dan saya benar-benar menyesal, sampai saat ini), dan hanya memotret algo quick sort yang katanya lebih baik dihafal saja. Pelatihan hari terakhir ditutup dengan materi dynamic programming + math (yang hanya bisa diselesaikan dengan DP, kecuali mau nguli gila-gilaan), dan dengan saktinya, salah satu peserta nguli beberapa soal dengan sangat cepat (dan benar), hingga dijuluki "Kuli Soviet". Setelah itu, ada sedikit pesan-pesan dari Kak Reinhart Hermanus, pelatih kami, sebelum OSP, serta setelah selesai, beberapa dari kami saling tukar ID Steam.
H-1 OSP. Katanya sih bakal ada try out online gitu, tapi karena tidak ada kepastian, saya memutuskan untuk datang ke sekolah (sambil terus mengecek e-mail). Di sekolah pun saya cari-cari kesempatan untuk berlatih soal (kesalahan saya : lagi-lagi saya hanya mengincar soal-soal mudah).
Hari H OSP. Saya berangkat dari sekolah dengan mobil sekolah sekitar pukul 05.30. Kebetulan tempatnya di SMA 68 Jakarta, tidak terlalu jauh. Sampai di sana, acara pembukaan masih belum dimulai, jadi saya keliling-keliling sambil menyapa beberapa peserta bidang komputer lainnya. Upacara pembukaan berlangsung cukup meriah dengan adanya perform dari marching band SMA 68, sementara disamping anak-anak bidang informatika yang ngobrol-ngobrol, anak bidang geografi ngambis materi di saat-saat terakhir, selagi menunggu para pejabat yang ngaret.
Akhirnya OSP dimulai. Identitas diri yang perlu diisi cukup panjang, 2 halaman LJK. Setelah itu, ada sesi 1 selama 20 menit lebih terlihat seperti tes IQ, hanya saja lebih sulit.Tadinya hendak dilakukan computer based test (cbt) untuk bidang informatika, akan tetapi pada hari H, terjadi gangguan jaringan yang menyebabkan banyak peserta tidak bisa mengisi data diri. Untungnya panitia sudah menyiapkan paper based test. Setelah sesi 1, para peserta bidang informatika dipindahkan dari lab komputer ke 2 ruang kelas (sesuai peringkat pra OSP) agar lebih lega dan memperkecil kemungkinan mencontek (paper based lebih rawan dari CBT kalau ruangannya di lab komputer).
150 menit yang diberikan terasa sangat lama. Di awal saya langsung ngamuk mengerjakan 3 soal praktik (walau hanya terjawab 1, dan 1 nomor lainnya baru terjawab beberapa minggu setelah OSP) dan mencari-cari soal bonus. Beres dengan soal bonus, saya coba skip ke sesi algoritmika, dan langsung down+panik begitu melihat kodingan-kodingan panjang di nomor-nomor akhir. Akhirnya, saya tidak fokus dan melakukan banyak kesalahan, meskipun ternyata soalnya mudah dan hanya bungkusnya yang terlihat sulit.
Selesai tes, saya keluar dengan tampang desperate (dan lapar). Saya sempat membahas beberapa soal dengan peserta lainnya, tapi karena itu membuat saya makin pusing, saya memutuskan untuk pulang (ternyata, dari sekolah saya, saya yang paling terakhir keluar).
Di perjalanan pulang, saya memutuskan untuk beristirahat dan kemudian setibanya di rumah makan dan tidur siang (menjelang sore). Beberapa minggu berlalu dan pengumuman peserta OSN akhirnya keluar. Sayangnya, nama saya tidak ada di sana. Terlalu banyak kesalahan yang saya lakukan saat OSP. Yah, semoga saya berhasil di OSK, OSP dan OSN 2016.
Le, kita harus lebih berjuang nih wkwk
BalasHapusmumpung libur belajar gih sono wkwkwk
HapusReminder karena kita sama2 peserta OSP 2015 :v
BalasHapus1. Lu peringkat 35, bukan 37
2. Pelatihan pra osp nya 2 hari doang + 1 hari tes. Itupun ga dapet makan wkwk
3. Yang kuli soviet itu kalo ga salah Tanardi Gunawan atau James namanya
Sayang gue udah kelas 12 sekarang, jadi ga bisa ikut lagi wkwk
Kalau makan sih, ya, you know lah. Setidaknya kantin 78 buka.
HapusDan karena gw cuma menemukan nama Tanardi Gunawan di list peserta OSP, jadi mungkin dia.
Untung masih terjangkau harganya hehe
Hapusya masih lumayan lah wkwkk
Hapus