Mengenal Logical Fallacy
Dalam memberikan suatu argumen, seseorang hendaknya menghindari logical fallacy dalam argumennya. Apa itu logical fallacy?
Logical fallacy adalah sebuah kecacatan dalam penalaran argumen. Argumen yang mengandung logical fallacy tidak valid secara logika, akan tetapi, kesimpulan yang dihasilkan belum tentu salah (mengklaim kesimpulan dari argumen yang mengandung logical fallacy itu salah adalah logical fallacy juga, yang disebut "fallacy fallacy").
Berikut beberapa contoh logical fallacy :
Asep : Kenaikan harga minyak menyebabkan banyak rakyat miskin menderita.
Budi : Orang kaya sepertimu yang kemana-mana pakai mobil tak pantas bicara begitu!
Budi telah melakukan argumentum ad hominem.
2. Appeal to believe. Mengklaim sesuatu benar karena banyak orang mempercayainya.
Contoh :
Panjul : Hal tentang kepribadian pengguna otak kiri-kanan pasti benar. Buktinya, banyak orang yang percaya!
3. Biased sample. Mengambil kesimpulan dengan cara mengambil sampel bias.
Contoh :
Paijo : Menurut survey, 100% masyarakat percaya Tuhan
*survey tersebut diadakan di sebuah pengajian*
4. Circular reasoning. Mengasumsikan suatu klaim benar, kemudian menggunakan asumsi tersebut untuk membuktikan klaim tersebut.
Contoh :
Sukirman : Saya ganteng.
Dodo : Buktinya?
Sukirman : Buktinya tertulis di diary Sukirman.
Dodo : Kok tau apa yang di diary itu bener?
Sukirman : Karena saya ganteng.
5. Post hoc ergo propter hoc. Artinya : "Setelah itu, maka, karena itu". Hal yang terjadi setelah suatu kejadian lainnya belum tentu memiliki hubungan.
Contoh :
Nisa : Kemarin saya baca mantra sebelum ujian, eh pas hasilnya diumumin, gw dapet nilai 100. Ampuh tuh mantranya!
6. Slippery slope. Mengklaim suatu kejadian berantai akan terjadi apabila sesuatu terjadi.
Contoh :
Mamat : Apabila kita melegalkan pernikahan sesama jenis, nantinya akan ada usaha agar pernikahan sejenis diilegalkan. Ini bahaya! Jangan pernah legalkan pernikahas sesama jenis!
7. Appeal to nature. Mengklaim sesuatu baik/ideal/valid dilakukan karena itu sesuatu yang natural.
Contoh :
Tuti : Obat ini alami. Pasti manjur deh!
8. Appeal to authority. Mengklaim perkataan seseorang benar karena otoritas/jabatannya.
Contoh :
Bobi : Menurut profesor sukijan, hal ini benar. Sukijan adalah seorang profesor berpengalaman, oleh karena itu, dia pasti benar!
9. Appeal to emotion. Melainkan memberi argumen yang valid, sang pengargumen malah memanipulasi emosi.
Contoh :
Dani tidak mau makan karena tidak suka makanannya. Temannya akhirnya memarahinya karena Dani dianggap tidak memikirkan nasib anak-anak miskin yang berusaha keras untuk mencari makan.
10. Bandwagon. Mengklaim karena sesuatu populer/banyak dilakukan, maka hal itu pasti benar.
Contoh :
Joko : Banyak orang yang memberi sesajen setelah panen, maka pemberian sesajen kepada dewa/dewi adalah hal yang benar.
Itu hanya beberapa contoh yang saya sering lihat. Untuk lengkapnya, bisa dicek di sini.
Logical fallacy adalah sebuah kecacatan dalam penalaran argumen. Argumen yang mengandung logical fallacy tidak valid secara logika, akan tetapi, kesimpulan yang dihasilkan belum tentu salah (mengklaim kesimpulan dari argumen yang mengandung logical fallacy itu salah adalah logical fallacy juga, yang disebut "fallacy fallacy").
Berikut beberapa contoh logical fallacy :
- Argumentum ad hominem. Dalam bahasa latin, berarti "argumen kepada seseorang". Argumen yang dibuat menyerang secara langsung seseorang (fisik, sifat, riwayat hidup, dll) daripada menyerang argumennya.
Asep : Kenaikan harga minyak menyebabkan banyak rakyat miskin menderita.
Budi : Orang kaya sepertimu yang kemana-mana pakai mobil tak pantas bicara begitu!
Budi telah melakukan argumentum ad hominem.
2. Appeal to believe. Mengklaim sesuatu benar karena banyak orang mempercayainya.
Contoh :
Panjul : Hal tentang kepribadian pengguna otak kiri-kanan pasti benar. Buktinya, banyak orang yang percaya!
3. Biased sample. Mengambil kesimpulan dengan cara mengambil sampel bias.
Contoh :
Paijo : Menurut survey, 100% masyarakat percaya Tuhan
*survey tersebut diadakan di sebuah pengajian*
4. Circular reasoning. Mengasumsikan suatu klaim benar, kemudian menggunakan asumsi tersebut untuk membuktikan klaim tersebut.
Contoh :
Sukirman : Saya ganteng.
Dodo : Buktinya?
Sukirman : Buktinya tertulis di diary Sukirman.
Dodo : Kok tau apa yang di diary itu bener?
Sukirman : Karena saya ganteng.
5. Post hoc ergo propter hoc. Artinya : "Setelah itu, maka, karena itu". Hal yang terjadi setelah suatu kejadian lainnya belum tentu memiliki hubungan.
Contoh :
Nisa : Kemarin saya baca mantra sebelum ujian, eh pas hasilnya diumumin, gw dapet nilai 100. Ampuh tuh mantranya!
6. Slippery slope. Mengklaim suatu kejadian berantai akan terjadi apabila sesuatu terjadi.
Contoh :
Mamat : Apabila kita melegalkan pernikahan sesama jenis, nantinya akan ada usaha agar pernikahan sejenis diilegalkan. Ini bahaya! Jangan pernah legalkan pernikahas sesama jenis!
7. Appeal to nature. Mengklaim sesuatu baik/ideal/valid dilakukan karena itu sesuatu yang natural.
Contoh :
Tuti : Obat ini alami. Pasti manjur deh!
8. Appeal to authority. Mengklaim perkataan seseorang benar karena otoritas/jabatannya.
Contoh :
Bobi : Menurut profesor sukijan, hal ini benar. Sukijan adalah seorang profesor berpengalaman, oleh karena itu, dia pasti benar!
9. Appeal to emotion. Melainkan memberi argumen yang valid, sang pengargumen malah memanipulasi emosi.
Contoh :
Dani tidak mau makan karena tidak suka makanannya. Temannya akhirnya memarahinya karena Dani dianggap tidak memikirkan nasib anak-anak miskin yang berusaha keras untuk mencari makan.
10. Bandwagon. Mengklaim karena sesuatu populer/banyak dilakukan, maka hal itu pasti benar.
Contoh :
Joko : Banyak orang yang memberi sesajen setelah panen, maka pemberian sesajen kepada dewa/dewi adalah hal yang benar.
Itu hanya beberapa contoh yang saya sering lihat. Untuk lengkapnya, bisa dicek di sini.
Komentar
Posting Komentar
-Mohon untuk tidak spam di komentar-